Judul buku : Quantum Teaching – mempraktikkan
quantum learning di ruang ruang kelas
Penulis :
Bobbi
De Porter
Penerbit :
Kaifa, 2010
Tebal :
288 halaman
Tahun ajaran saat ini akan seperti
apa??Akankah seperti sekolah sebagaimana biasanya? Ataukah para murid akan
menemukan kelas yang menakjubkan, penuh semangat, daya pikat dan lain
sebagainya yang bisa membuat mereka belajar dan bermain lebih lama.
Penelitian menunjukkan bahwa
lingkungan social atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang
mempengaruhi belajar akademis (Walberg & Greenbreg, 1997). Suasana /keadaan
ruangan menunjukkan gaya belajar yang dipengaruhi emosi. Tidak jauh beda dengan
setiap orang yang mempunyai restoran favorit. Disana, mereka tidak hanya
menikmati kelezatan makanannya, tetapi juga suasananya yang tenang,
menggairahkan, nyaman, hangat atau dingin, tradisional atau kontemporer, dan
sebagainya. Suasana menjadikan acara makan menjadi luar biasa dan istimewa, tak
hanya sekedar makan. Begitu pula dengan para pendidik/guru di sekolah, mereka
bisa menciptakan efek yang serupa. Para guru dapat membuat kelas yang luar
biasa, penuh dengan pengalaman, penemuan penemuan baru dan hal hal yang
menakjubkan.
Quantum teaching adalah jawabannya,
quantum teaching menunjukkan bagaimana menjadikan guru yang lebih baik. Quantum
teaching menguraikan cara cara yang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur
seni dan pencapaian pencapaian yang terarah, apa pun mata pelajaran yang
diajarkan. Dengan menggunakan metodologi quatum teaching di kelas, para guru
dapat menggabungkan keistimewaan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan
pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.
Buku
“Quantum Teaching – mempraktikkan quantum learning di ruang ruang kelas”
merupakan karya ketiga Bobbi De Porter. Buku ini berisi segudang ilmu
pengetahuan mulai prinsip penting, model dan strategi untuk meningkatkan dan
membuat proses mengajar di kelas lebih menyenangkan, bagaimana meningkatkan
minat dan partisipasi, melejitkan pemahaman dan daya ingat serta mengumbar sang
jenius dalam diri setiap siswa. Penulis mengajak para pendidik khususnya guru
di sekolah untuk mencetak siswa siswi yang tak hanya memiliki ketrampilan
akademis, melainkan juga memiliki ketrampilan hidup (life skill), sebuah
ketrampilan penting yang penggunaannya tidak dibatasi. Model yang dipilih
penulis untuk mewadahi penerapan metode quantum learning di ruang ruang kelas
itu adalah model konser sebuah music. Dimana guru yang punya banyak peran untuk
mempengaruhi murinya seolah olah sedang memimpin konser saat berada di ruang
kelas. Guru memahami sekali bahwa setiap muridnya memiliki karakter masing
masing, sebagaimana alat alat music seperti seruling, gitar yang memiliki suara
yang berbeda. Bagaimana para guru dapat membawa setiap karakter muridnya agar dapat memilki peran dan sukses
dalam belajar di kelas. Selamat menghidupkan dan menyegarkan kelas baru anda.
(Devi)